JAKARTA --Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum mau banyak berkomentar terkait pernyataan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) yang menyebut program DP 0 Rupiah tidak cocok untuk rumah subsidi.
Apersi menilai program tersebut lebih cocok untuk rumah komersial karena angsuran yang disetor masyarakat lebih mahal.
"Coba (nanti) saya kaji dulu. Kalau ada sebuah paparan begini pasti ada dasarnya, pasti punya data-datanya, nanti saya lihat," ujar Anies, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Anies mengaku selalu menyambut baik jika ada pihak yang memikirkan lebih banyak tentang perumahan rakyat, khususnya di DKI Jakarta. Hal itu tak terbatas di perumahan subsidi, tapi juga komersial.
Menurut Anies, konsep DP 0 Rupiah muncul karena saat ini banyak warga yang kesulitan untuk memiliki rumah terbentur masalah DP yang tidak sedikit.
"Itu bukan hanya yang di bawah (masyarakat berpenghasilan rendah), tetapi yang (kelas) menengah juga kesulitan memiliki tempat tinggal. Jadi kalau sektor swasta terlibat secara komersial, sedangkan pemerintah membantu mereka yang posisinya sulit untuk (kalangan) komersial," jelas Anies.
Seperti diketahui, pendaftaran pembelian rumah DP 0 Rusun Klapa Village mulai dibuka Kamis (1/11/2018) lalu. Pendaftaran bisa dilakukan secara online maupun offline.
Harga tiap unit bervariasi, mulai dari Rp184 juta untuk tipe paling kecil hingga Rp310 juta untuk tipe 36 dengan dua kamar tidur. Rusunami itu diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan Rp4 juta-Rp7 juta.
Rusunami yang dibangun di lahan seluas 1,5 hektare (ha) itu masih dalam tahap pembangunan dan ditargetkan rampung pada Juli 2019.
Rusunami Klapa Village akan memiliki empat tower dengan total hunian sebanyak 780 unit. Unit hunian dibagi dalam 3 tipe, yakni tipe 21 berukuran studio, tipe 24 dengan satu kamar tidur, dan tipe 36 dengan dua kamar tidur.


0 Komentar